"Perpisahan di ambang SMA"
Lima sahabat—Shrly,Wanda,Salsa, Shinta, dan Reni,—sedang duduk di bawah pohon besar di halaman sekolah SMP mereka. Hari ini adalah hari terakhir mereka sebelum resmi berpisah menuju SMA yang berbeda.
Selama tiga tahun, mereka melewati banyak hal bersama. Mulai dari tugas kelompok yang bikin pusing, ujian akhir, hingga kenangan lucu saat piknik sekolah. Mereka selalu saling mendukung dan menjadi tempat curhat satu sama lain.
Shrly, yang paling ceria, memecah keheningan, “Gak nyaangka ya, besok kita udah gak bakal ketemu tiap hari kayak sekarang.”
Wanda,mengangguk pelan. “Iya, aku malah takut nanti kita jadi jauh…”
Reni,mencoba tersenyum, “Tapi kan kita masih bisa berkomunikasi. Chat, video call, atau ketemu waktu liburan.”
Salsa,menarik nafas dalam, “Aku masuk SMA yang jauh berbeda, tapi aku berjanji akan tetap menjaga persahabatan kita.”
Shinta, yang paling pendiam, akhirnya membuka suara, "Perpisahan itu bukan akhir, tapi awal dari cerita baru kita. Kita tetap sahabat."
Mereka saling berpelukan erat, seakan ingin mengukir momen terakhir itu di hati mereka.
“Besok kita harus berani menghadapi dunia baru, tapi jangan lupa, selalu ada lima sahabat yang selalu mendukung,” kata Rina dengan mata berbinar.
Malam itu, mereka berjanji untuk selalu bertemu setidaknya setahun sekali, di tempat pertemuan mereka pertama kali: bawah pohon besar di halaman sekolah SMP.
Meski SMA memisahkan mereka secara fisik, persahabatan mereka tetap menyala kuat, seperti bintang yang tak pernah bersatu.